Tag: Berita Hukum Papua

Pemberitaan Berita Hukum Papua: Tantangan dan Etika Jurnalistik

Pemberitaan Berita Hukum Papua: Tantangan dan Etika Jurnalistik


Pemberitaan Berita Hukum Papua: Tantangan dan Etika Jurnalistik

Pemberitaan tentang berita hukum di Papua seringkali menjadi sorotan utama dalam dunia jurnalistik. Hal ini tidak lepas dari berbagai tantangan yang dihadapi oleh para jurnalis dalam meliput berita tersebut. Tantangan tersebut tidak hanya terkait dengan akses informasi yang terbatas, tetapi juga berkaitan dengan etika jurnalistik yang harus diterapkan dalam setiap pemberitaan.

Menurut Sari Purnamasari, seorang jurnalis senior yang telah lama meliput berita hukum di Papua, salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan akses informasi. “Seringkali, kita sulit mendapatkan informasi yang akurat dan terpercaya terkait dengan kasus hukum di Papua. Hal ini tentu membuat pekerjaan jurnalistik menjadi lebih sulit,” ujarnya.

Selain itu, etika jurnalistik juga menjadi hal yang sangat penting dalam pemberitaan berita hukum di Papua. Menurut Dewi Kusuma, seorang pakar etika jurnalistik, jurnalis harus selalu mengutamakan prinsip kebenaran dan keadilan dalam setiap pemberitaan. “Jurnalis harus mampu membedakan antara fakta dan opini, serta menjaga independensi dalam meliput berita hukum di Papua,” ungkapnya.

Pada tahun 2019, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Papua juga mengeluarkan pernyataan terkait dengan pentingnya menjaga etika jurnalistik dalam pemberitaan berita hukum di Papua. Mereka menekankan bahwa jurnalis harus menghindari sensationalisme dan memastikan bahwa informasi yang disampaikan adalah akurat dan berimbang.

Dalam menghadapi tantangan dan menerapkan etika jurnalistik dalam pemberitaan berita hukum di Papua, para jurnalis juga perlu mendapatkan dukungan dan pelatihan yang memadai. Hal ini sejalan dengan pendapat Bambang Widodo, seorang pengamat media, yang menekankan pentingnya peningkatan kualitas jurnalis dalam meliput berita hukum di Papua.

Dengan memperhatikan tantangan dan etika jurnalistik yang ada, diharapkan pemberitaan berita hukum di Papua dapat memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat dapat memahami dengan baik perkembangan hukum di Papua serta dapat berpartisipasi dalam memperjuangkan keadilan dan kebenaran.

Hak Asasi Manusia dan Peradilan di Papua: Perspektif Lokal dan Internasional

Hak Asasi Manusia dan Peradilan di Papua: Perspektif Lokal dan Internasional


Hak Asasi Manusia dan Peradilan di Papua: Perspektif Lokal dan Internasional

Papua, sebuah provinsi yang kaya akan keanekaragaman budaya dan alam, namun juga menjadi sorotan internasional karena masalah hak asasi manusia dan peradilan yang terjadi di wilayah ini. Dalam diskusi tentang hak asasi manusia dan peradilan di Papua, penting untuk melihatnya dari dua perspektif, yaitu lokal dan internasional.

Dari perspektif lokal, masyarakat Papua seringkali merasa bahwa hak-hak asasi mereka diabaikan oleh pemerintah pusat. Menurut Benny Giay, seorang aktivis hak asasi manusia Papua, “Masyarakat Papua seringkali menjadi korban dari pelanggaran hak asasi manusia, mulai dari penindasan politik hingga diskriminasi rasial.” Hal ini menjadi perhatian serius bagi para aktivis lokal yang terus berjuang untuk melindungi hak-hak asasi manusia masyarakat Papua.

Namun, dari perspektif internasional, masalah hak asasi manusia di Papua juga menjadi sorotan. Menurut laporan Amnesty International, “Pemerintah Indonesia harus bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di Papua dan memastikan keadilan dalam sistem peradilan.” Organisasi internasional seperti Amnesty International dan Human Rights Watch terus mengawasi situasi hak asasi manusia di Papua dan menekan pemerintah Indonesia untuk melakukan reformasi peradilan yang lebih adil.

Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah Indonesia untuk mendengarkan suara masyarakat Papua dan memastikan bahwa hak-hak asasi mereka dihormati. Menurut Nia Sarinastiti, seorang ahli hukum internasional, “Pemerintah harus memastikan bahwa proses peradilan di Papua transparan dan adil, serta melibatkan partisipasi masyarakat Papua dalam pengambilan keputusan.”

Dengan memperhatikan perspektif lokal dan internasional, diharapkan masalah hak asasi manusia dan peradilan di Papua dapat diselesaikan dengan cara yang adil dan berkelanjutan. Semua pihak, baik pemerintah Indonesia, masyarakat Papua, maupun organisasi internasional, perlu bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam melindungi hak asasi manusia di Papua.

Sumber:

1. Amnesty International. “Indonesia: Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Papua Harus Ditindak Tegas.” (https://www.amnesty.or.id/indonesia-pelanggaran-hak-asasi-manusia-di-papua-harus-ditindak-tegas/)

2. Human Rights Watch. “Indonesia: Keadilan dalam Sistem Peradilan di Papua Harus Dijamin.” (https://www.hrw.org/indonesia-keadilan-dalam-sistem-peradilan-di-papua-harus-dijamin)

Kebijakan Hukum Pemerintah terhadap Papua: Evaluasi dan Perspektif

Kebijakan Hukum Pemerintah terhadap Papua: Evaluasi dan Perspektif


Papua, sebuah provinsi yang kaya akan budaya dan sumber daya alam, namun juga sering menjadi sorotan karena konflik yang terjadi di daerah tersebut. Sebagai upaya untuk mengatasi berbagai permasalahan yang terjadi di Papua, Pemerintah telah menerapkan berbagai kebijakan hukum yang bertujuan untuk memberikan solusi yang baik dan berkelanjutan.

Kebijakan Hukum Pemerintah terhadap Papua: Evaluasi dan Perspektif, merupakan topik yang penting untuk dibahas agar kita dapat lebih memahami peran hukum dalam penyelesaian konflik di daerah tersebut. Menurut pakar hukum, Prof. Dr. Hikmahanto Juwana, kebijakan hukum yang diterapkan oleh pemerintah terhadap Papua haruslah memperhatikan aspek keadilan dan keberlanjutan.

Salah satu kebijakan hukum yang perlu dievaluasi adalah penggunaan Pasal 87 Undang-Undang Otonomi Khusus Papua yang memberikan kewenangan kepada pemerintah pusat untuk mengambil alih penegakan hukum di Papua. Hal ini seringkali menimbulkan ketegangan antara pemerintah pusat dan masyarakat Papua. Menurut Yorrys Raweyai, seorang aktivis Papua, kebijakan ini hanya akan semakin memperburuk kondisi di Papua.

Namun, tidak semua kebijakan hukum yang diterapkan oleh pemerintah terhadap Papua dianggap negatif. Misalnya, kebijakan pemberian dana otonomi khusus kepada Papua yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Namun demikian, perlu dilakukan evaluasi terhadap penggunaan dana tersebut agar benar-benar memberikan dampak positif bagi masyarakat Papua.

Dalam merumuskan kebijakan hukum terhadap Papua, pemerintah juga perlu memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat Papua itu sendiri. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Bambang Widodo Umar, seorang pakar hukum dari Universitas Indonesia, yang menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan keputusan terkait kebijakan hukum di Papua.

Dengan demikian, Evaluasi dan Perspektif terhadap Kebijakan Hukum Pemerintah terhadap Papua perlu terus dilakukan agar dapat menciptakan solusi yang adil dan berkelanjutan bagi masyarakat Papua. Melalui dialog dan partisipasi semua pihak, diharapkan konflik di Papua dapat diselesaikan dengan baik dan damai.

Reformasi Hukum dan Perkembangan Papua: Tinjauan Kritis

Reformasi Hukum dan Perkembangan Papua: Tinjauan Kritis


Reformasi hukum dan perkembangan Papua: Tinjauan Kritis

Reformasi hukum adalah suatu proses yang terus menerus untuk meningkatkan sistem hukum yang ada agar lebih adil dan efisien. Di Indonesia, reformasi hukum telah menjadi agenda utama sejak era reformasi tahun 1998. Namun, bagaimana dengan perkembangan di Papua?

Papua, sebagai sebuah daerah yang kaya akan sumber daya alam, seringkali menjadi sorotan dalam hal pelaksanaan reformasi hukum. Banyak pihak yang menilai bahwa perkembangan di Papua masih jauh dari harapan, terutama dalam hal perlindungan hak asasi manusia dan otonomi daerah.

Menurut Prof. Hikmahanto Juwana, seorang pakar hukum internasional dari Universitas Indonesia, “Reformasi hukum di Papua harus menjadi prioritas utama pemerintah. Kita perlu memastikan bahwa setiap kebijakan hukum yang diterapkan di Papua benar-benar mengakomodasi kepentingan masyarakat Papua secara adil.”

Salah satu isu krusial dalam reformasi hukum di Papua adalah penegakan hukum terhadap pelanggaran hak asasi manusia. Menurut data dari KontraS Papua, sejak tahun 2000 hingga 2021 terdapat lebih dari 500 kasus pelanggaran hak asasi manusia di Papua yang belum terselesaikan. Hal ini menunjukkan bahwa perlindungan hak asasi manusia di Papua masih rentan dan perlu perhatian serius.

Dalam konteks perkembangan Papua, Prof. Frans Hendra Winarta, seorang ahli hukum dari Universitas Cenderawasih, mengatakan, “Penting bagi pemerintah pusat dan daerah untuk bekerja sama dalam menjalankan reformasi hukum di Papua. Otonomi daerah harus diimplementasikan secara konsisten untuk menjamin keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.”

Reformasi hukum dan perkembangan Papua memang merupakan tantangan yang kompleks. Namun, dengan komitmen yang kuat dari semua pihak, perubahan yang positif dapat tercapai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Prof. Yusril Ihza Mahendra, seorang pakar hukum konstitusi, “Reformasi hukum di Papua harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan untuk menciptakan stabilitas dan kedamaian di daerah tersebut.”

Dengan demikian, reformasi hukum dan perkembangan Papua memerlukan perhatian serius dan tindakan konkret dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat. Hanya dengan upaya bersama, Papua dapat menjadi daerah yang adil, sejahtera, dan berdaulat secara hukum.

Kasus Pelanggaran HAM di Papua: Hukuman dan Keadilan

Kasus Pelanggaran HAM di Papua: Hukuman dan Keadilan


Kasus pelanggaran HAM di Papua merupakan isu sensitif yang sering kali menimbulkan kontroversi. Banyak pihak yang memperdebatkan tentang hukuman yang layak diterapkan untuk pelaku pelanggaran HAM di daerah tersebut.

Menurut data dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), kasus pelanggaran HAM di Papua meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Kasus-kasus ini melibatkan berbagai pihak, termasuk aparat keamanan dan kelompok separatis.

Hukuman yang seharusnya diberikan kepada pelaku pelanggaran HAM di Papua menjadi perdebatan hangat di masyarakat. Beberapa pihak mendukung hukuman yang tegas dan adil, sementara yang lain berpendapat bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa diskriminasi.

Menurut peneliti dari Institute for Policy Research and Advocacy (ELSAM), hukuman yang diberikan terhadap pelaku pelanggaran HAM di Papua haruslah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. “Keadilan harus ditegakkan tanpa pandang bulu, baik terhadap aparat keamanan maupun kelompok separatis,” ujar salah satu peneliti ELSAM.

Pemerintah pun turut angkat bicara terkait kasus pelanggaran HAM di Papua. Menurut Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, pemerintah akan terus berupaya untuk menegakkan hukum dan keadilan di Papua. “Kami akan memastikan bahwa pelaku pelanggaran HAM di Papua akan menerima hukuman yang setimpal dengan perbuatannya,” ujar Mahfud MD.

Dengan adanya perdebatan ini, penting bagi masyarakat untuk terus mengawal kasus pelanggaran HAM di Papua agar keadilan bisa terwujud. Masyarakat juga diharapkan untuk mendukung upaya pemerintah dalam menegakkan hukum dan keadilan di daerah tersebut.

Pentingnya Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Papua

Pentingnya Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Papua


Pentingnya Perlindungan Hukum bagi Masyarakat Papua

Hukum merupakan landasan utama dalam menjaga keadilan dan keamanan bagi suatu masyarakat. Begitu juga dengan Masyarakat Papua, perlindungan hukum sangat penting untuk memastikan hak-hak mereka terlindungi dengan baik. Namun, seringkali kita melihat bahwa Masyarakat Papua masih rentan akan pelanggaran hak-hak mereka.

Menurut Kepala Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, perlindungan hukum bagi Masyarakat Papua harus menjadi prioritas utama pemerintah. Damanik menekankan bahwa “tidak ada alasan bagi negara untuk tidak melindungi hak-hak warga Papua sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.”

Perlindungan hukum bagi Masyarakat Papua juga menjadi sorotan utama Amnesty International. Menurut Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid, “pemerintah harus segera mengambil tindakan konkret untuk melindungi hak-hak Masyarakat Papua yang sering kali terpinggirkan.”

Selain itu, Ketua Yayasan Pusaka, Anum Siregar, juga menegaskan bahwa “perlindungan hukum bagi Masyarakat Papua harus menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan perdamaian dan keadilan di Papua.”

Dalam konteks konflik dan pelanggaran hak asasi manusia yang sering terjadi di Papua, perlindungan hukum menjadi sangat penting. Menurut data Komnas HAM, kasus pelanggaran hak asasi manusia di Papua masih cukup tinggi dan sering tidak mendapatkan penyelesaian yang adil.

Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh pihak terkait harus bekerja sama untuk memastikan bahwa perlindungan hukum bagi Masyarakat Papua benar-benar terjamin. Hal ini tidak hanya penting untuk menjaga kedamaian di Papua, tetapi juga untuk memastikan bahwa setiap warga negara Indonesia memiliki hak yang sama di mata hukum.

Dengan demikian, pentingnya perlindungan hukum bagi Masyarakat Papua tidak boleh diabaikan. Semua pihak harus bersatu untuk menciptakan lingkungan hukum yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia, termasuk Masyarakat Papua.

Pemahaman Hukum Adat dalam Konteks Papua

Pemahaman Hukum Adat dalam Konteks Papua


Pemahaman Hukum Adat dalam Konteks Papua menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami oleh masyarakat di daerah tersebut. Hukum adat merupakan warisan budaya nenek moyang yang menjadi landasan dalam kehidupan masyarakat Papua. Namun, pemahaman akan hukum adat ini seringkali masih kurang dipahami dengan baik oleh masyarakat Papua sendiri maupun oleh pemerintah.

Menurut Prof. Dr. H. M. Anwar, seorang pakar hukum adat dari Universitas Cenderawasih, pemahaman akan hukum adat sangat penting dalam menjaga keberlangsungan budaya dan kehidupan masyarakat di Papua. “Hukum adat merupakan aturan yang turun-temurun dan harus dihormati serta diterapkan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari,” ujarnya.

Namun, dalam konteks Papua, pemahaman akan hukum adat seringkali terabaikan dalam proses pembangunan dan pengambilan keputusan. Banyak kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak mempertimbangkan hukum adat dan nilai-nilai budaya lokal. Hal ini dapat menimbulkan konflik antara pemerintah dan masyarakat adat di Papua.

Menurut Yulius Yoweni, seorang aktivis masyarakat adat di Papua, “Pemerintah harus memahami dan menghormati hukum adat dalam setiap kebijakan yang diambil terkait dengan wilayah Papua. Masyarakat adat memiliki hak atas tanah dan sumber daya alam sesuai dengan hukum adat yang berlaku.”

Pemahaman yang baik terhadap hukum adat dalam konteks Papua dapat membantu mengatasi konflik antara pemerintah dan masyarakat adat serta menjaga keberlangsungan budaya dan tradisi lokal. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan pemahaman akan hukum adat di Papua melalui pendekatan yang partisipatif dan inklusif.

Dengan demikian, pemahaman hukum adat dalam konteks Papua merupakan kunci penting dalam menjaga harmoni antara pemerintah dan masyarakat adat serta dalam memperkuat identitas budaya dan keberlangsungan tradisi lokal di Papua. Sebagai masyarakat Papua, kita harus bersatu dan berjuang bersama untuk melestarikan hukum adat sebagai bagian integral dari kehidupan kita.

Penegakan Hukum di Papua: Tantangan dan Kendala

Penegakan Hukum di Papua: Tantangan dan Kendala


Penegakan hukum di Papua merupakan sebuah hal yang tidak mudah. Tantangan dan kendala yang dihadapi dalam menjalankan tugas penegakan hukum di daerah ini sangatlah kompleks. Berbagai faktor seperti kondisi geografis, budaya, serta politik menjadi hambatan utama dalam upaya menjaga keamanan dan ketertiban di Papua.

Menurut Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri, penegakan hukum di Papua memang memiliki tantangan yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia. “Kami harus memperhatikan segala aspek yang ada di Papua, mulai dari keberagaman budaya hingga masalah konflik sosial yang terjadi di sana,” ujarnya.

Salah satu kendala utama dalam penegakan hukum di Papua adalah kondisi geografis yang sangat ekstrem. Wilayah Papua yang mayoritas berupa hutan belantara dan pegunungan membuat aksesibilitas terhadap masyarakat menjadi sulit. Hal ini menyulitkan aparat kepolisian dalam menjalankan tugasnya untuk melindungi masyarakat dari berbagai ancaman kejahatan.

Selain itu, konflik politik yang terus terjadi di Papua juga menjadi kendala serius dalam penegakan hukum di daerah tersebut. Berbagai gerakan separatis yang masih aktif beroperasi di Papua membuat situasi keamanan semakin rumit. Menurut pakar keamanan nasional, Andi Widjajanto, konflik politik di Papua perlu diselesaikan secara komprehensif agar penegakan hukum dapat berjalan dengan efektif.

Meskipun banyak tantangan dan kendala yang dihadapi, penegakan hukum di Papua tetap harus dilakukan demi menjaga kedamaian dan keadilan bagi masyarakat. Diperlukan kerja sama antara aparat keamanan, pemerintah, dan masyarakat Papua untuk mengatasi berbagai hambatan yang ada. Dengan upaya bersama, diharapkan penegakan hukum di Papua dapat berjalan lebih baik dan efektif ke depannya.

Kasus Hukum Kontroversial di Papua

Kasus Hukum Kontroversial di Papua


Papua, sebuah provinsi yang kaya akan budaya dan keindahan alamnya, namun seringkali menjadi sorotan atas kasus hukum kontroversial yang terjadi di sana. Kasus hukum kontroversial di Papua memang tidak jarang terjadi, dan sering kali menarik perhatian publik baik di dalam maupun luar negeri.

Salah satu kasus hukum kontroversial di Papua yang masih menjadi perbincangan adalah kasus pelanggaran hak asasi manusia. Menurut Yati Andriyani, Direktur Eksekutif KontraS, kasus pelanggaran hak asasi manusia di Papua masih terus terjadi dan perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. “Kondisi di Papua masih rawan terjadi pelanggaran hak asasi manusia, seperti penangkapan sewenang-wenang dan kekerasan yang dilakukan aparat keamanan,” ujar Yati.

Selain itu, kasus hukum kontroversial di Papua juga seringkali berkaitan dengan konflik antara masyarakat adat dan perusahaan-perusahaan tambang. Menurut Octovianus Mote, Direktur Aliansi Masyarakat Adat Nusantara, konflik antara masyarakat adat dan perusahaan tambang di Papua seringkali berujung pada kasus hukum yang memicu ketegangan di daerah tersebut. “Perusahaan tambang seringkali melanggar hak-hak masyarakat adat dan merusak lingkungan hidup, sehingga masyarakat adat terpaksa melakukan perlawanan hukum,” jelas Octovianus.

Tak hanya itu, kasus hukum kontroversial di Papua juga seringkali terkait dengan isu kemerdekaan Papua. Menurut Benny Wenda, pemimpin gerakan kemerdekaan Papua Barat, kasus hukum yang menimpa aktivis kemerdekaan Papua seringkali dianggap sebagai bentuk represi politik oleh pemerintah Indonesia. “Pemerintah Indonesia terus melakukan represi terhadap aktivis kemerdekaan Papua, seperti penangkapan dan penahanan tanpa proses hukum yang adil,” tegas Benny.

Dengan begitu banyak kasus hukum kontroversial yang terjadi di Papua, sangat penting bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus-kasus tersebut dengan transparan dan adil. Papua merupakan bagian integral dari Indonesia, dan semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan kedamaian dan keadilan bagi seluruh masyarakat Papua.

Sumber:

1. https://www.hrw.org/id/news/2021/08/04/388292

2. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210812181830-12-677666/kontras-papua-masih-rawan-pelanggaran-ham

3. https://www.aliansimasyarakatadat.org/2021/09/05/penyebab-konflik-masyarakat-adat-dan-perusahaan-tambang/

Perkembangan Berita Hukum Papua Terkini

Perkembangan Berita Hukum Papua Terkini


Perkembangan berita hukum Papua terkini menjadi sorotan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Dengan berbagai isu yang terjadi di Papua, tentu saja hukum menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Menurut pakar hukum dari Universitas Indonesia, Prof. Dr. Soerjono Soekanto, “Perkembangan berita hukum Papua terkini menunjukkan kompleksitas masalah yang terjadi di daerah tersebut. Penting bagi pemerintah untuk menyelesaikan konflik secara adil dan berdasarkan hukum yang berlaku.”

Salah satu isu yang sedang hangat dibicarakan adalah tentang pelanggaran hak asasi manusia di Papua. Menurut Lembaga Studi Hak Asasi Manusia (Lembaga SHAM), kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia di Papua masih terus terjadi dan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Selain itu, perkembangan berita hukum Papua terkini juga mencakup isu penegakan hukum terhadap koruptor dan pelaku kejahatan lainnya di daerah tersebut. Menurut Kepala Kepolisian Daerah Papua, Irjen Pol. Mathius Fakhiri, “Kami terus melakukan upaya penegakan hukum secara adil dan tanpa pandang bulu di Papua demi keamanan dan ketertiban masyarakat.”

Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi dalam penegakan hukum di Papua. Menurut pengamat hukum dari Universitas Cenderawasih, Dr. Yohana Simangunsong, “Perlindungan hukum bagi masyarakat Papua masih belum optimal. Diperlukan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat Papua untuk meningkatkan penegakan hukum di daerah tersebut.”

Dengan demikian, perkembangan berita hukum Papua terkini menjadi penting untuk terus dipantau dan diperhatikan oleh semua pihak. Hukum harus menjadi landasan yang kuat dalam menyelesaikan konflik dan masalah di Papua agar tercipta kedamaian dan keadilan bagi seluruh masyarakat Papua.

Theme: Overlay by Kaira NewsJayapura.com
Jayapura, Indonesia